Kamis, 19 Januari 2017

Cara Mengolah Ide Horor Biar Jadi Tulisan yang Menggigit (Part 2)


Wokehh, setelah lama vakum *astaga Li cuma 2 mingguan plis* aku bakal share part 2 dari Cara Mengolah Ide Horor Biar Jadi Tulisan yang Menggigit. Kali ini aku bakal kasih tip yang lebih pendek dan singkat. Kenapa? Karena di bagian ini aku kasih tahu gimana triknya biar tulisan kalian kece dibaca. Ini berdasarkan pengalamanku lho, hehe. Aku sendiri belum begitu jago nulis, jadi ini aku cuma sekedar share sesuai pengalamanku selama ini. Yuk cuss ...


1. Pemilihan Kata


Ini dasar banget dari setiap pembuatan cerita. Pilih kata-kata yang kerasa lebih menggigit dan berasa horornya. Contohnya nih kalian menggambarkan suasana rumah yang angker. Perhatiin dan bandingin dua kalimat di bawah ini yak.

💛 Ariana meneliti keadaan sekelilingnya. Gelap di mana-mana. Dia tidak melihat seberkaspun cahaya. Rasanya kayak ditelan kegelapan, pikirnya dengan bergidik.

💜 Nafas Ariana menderu. Aku tidak bisa melihat apa-apa! jeritnya dalam hati. Dia tidak bisa melihat seberkaspun cahaya. Ini tidak normal, pikirnya semakin kalut.

Kalimat mana yang menurut kalian lebih menggigit dan menimbulkan kesan ngeri?

2. Penggambaran Suasana


Gambarkan suasana seramnya dengan detail. Buat pembaca seolah-olah ikut masuk di dalamnya juga. Jangan batasi diri kalian, mainkan imajinasi seliar mungkin!

Ini mungkin kedengarannya nyeremin ya, tapi serius. Cerita yang bisa membuat kalian takut setengah mati, kemungkinan juga bisa bikin orang lain takut. Nah, bikin cerita yang menurut kalian bener-bener serem, jangan membatasi diri kalian, mainkan imajinasi kalian, buka pikiran lebar-lebar. Bayangkan kejadiannya persis ada di depan kalian. Jika menceritakan tentang orang yang tiba-tiba bertemu dengan seseorang yang misterius, tulis detail suasananya.

Contoh yak:

Ariana merapatkan jaketnya. Malam ini sungguh dingin. Dia terpaksa pulang sendirian karena Hera tidak mau mengantarnya. Dia takut lewat taman pemakaman yang akan dilewati oleh Ariana sebentar lagi. Banyak gosip santer beredar tentang tempat itu. Bahwa di tempat itu sering ada kejadian aneh yang tak dapat dijelaskan oleh nalar. Bahwa si penjaga makam gantung diri di pohon beringin karena sebab yang tidak diketahui.
Tuk. Tuk. Tuk.
Ariana langsung berhenti, matanya melebar. Suara apa itu? Dia seperti mendengar langkah kaki. 
 

3. Emosi


Ini nih bagian favoritku dalam suatu cerita, ewkwkwk *nggak ada yang tanya Li*
Jadi cerita yang oke adalah cerita yang emosinya bisa sampai ke pembaca. Emosi gimana maksudnya? Jadi gini, emosi-emosi yang dirasain sama tokoh-tokoh bisa dirasain juga oleh pembaca. Pembaca ngerasain feel ceritanya. Pas bagian horor, pembaca bisa ngerasa bener-bener ngeri. Pas bagian sedih juga pembaca bisa ngerasa ikutan sedih juga.

Contoh:

Darah Ariana serasa berhenti mengalir. Matanya membelalak lebar. Mulutnya membuka dalam keterkejutan.
"Siapa kamu?" katanya dengan suara bergetar yang nyaris tak terdengar. Pria di depannya tertawa lebar dengan ekspresi yang liar dan tidak manusiawi.
"Kau lupa apa yang terjadi di sini dua tahun lalu?
Mata Ariana semakin melebar. Keringat dingin mulai mengucur di dahinya.
"Atau, jangan-jangan kau lupa?" Suara pria itu terdengar mengancam.
Ariana tak menjawab. Tubuhnya bergetar sedikit. Tidak mungkin dia lupa. Kejadian itu nyaris merontokkan kehidupannya setelahnya.
Pembalasan dendam. Orang di depannya sedang meminta pertanggung jawabannya atas dosanya dua tahun lalu.
Tanpa sadar Ariana berjalan mundur.

Nah, itu dia trik yang bisa kalian coba mulai terapin. Menulis horor itu gampang gampang susah, tapi asyik banget lho. Yuk kalian coba😏


Tidak ada komentar:

Posting Komentar